Posts

Showing posts from March, 2015

Kisah Cinta Salman Al-Farisi

Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci. Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’. ”Subhanallaah. . wal hamdulillaah. .”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpel

Penyakit Wahn

Orang yang diberikan nikmat dunia sering terlalai dan terleka sehingga hati mereka terikat kepada kenikmatan dunia dan cintakan dunia. Cinta dunia atau hubbu al- Dunya bermaksud perasaan hati yang sentiasa terikat dengan dunia sehingga urusan berkaitan dengan memalingkan meraka dari Allah swt dan kewajipan terhadapnya . Rasulullah s.a.w menerangkan bertapa sikap cinta dunia ini amat merbahaya dalam ;hadisnya ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ -ﻢﻠﺳﻭ : « ﻳﻮﺷﻚُ ﺍﻷُﻣَﻢُ ﺃﻥْ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻛﻤﺎ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﺍﻷَﻛَﻠﺔُ ﺇﻟﻰ ﻗَﺼْﻌَﺘِﻬﺎ، ﻓﻘﺎﻝ ﻗﺎﺋﻞ : ﻣﻦ ﻗِﻠَّﺔ ﻧﺤﻦ ﻳﻮﻣﺌﺬ ؟ ﻗﺎﻝ : ﺑﻞ ﺃﻧﺘﻢ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﻛﺜﻴﺮ، ﻭﻟﻜﻨَّﻜﻢ ﻏُﺜﺎﺀ ﻛَﻐُﺜَﺎﺀِ ﺍﻟﺴَّﻴْﻞِ، ﻭﻟَﻴَﻨْﺰِﻋَﻦَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻣِﻦْ ﺻﺪﻭﺭ ﻋﺪﻭِّﻛﻢ ﺍﻟﻤﻬﺎﺑﺔَ ﻣﻨﻜﻢ، ﻭﻟﻴﻘﺬﻓﻦَّ ﻓﻲ ﻗُﻠُﻮﺑﻜﻢ ﺍﻟﻮَﻫْﻦَ، ﻗﻴﻞ : ﻭﻣﺎ ﺍﻟﻮْﻫﻦُ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ؟ ﻗﺎﻝ : ﺣُﺐُّ ﺍﻟﺪُّﻧﻴﺎ، ﻭﻛﺮﺍﻫﻴَﺔُ ﺍﻟﻤﻮﺕِ » ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ Maksudnya; Akan datang masa di mana kamu diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut melahap makanan dari bekasnya." Para sahabat bertanya, "Apakah kerana ketika itu kami se

Potret

Terangi malam ku dengan syair indah mu Merenung kasih dalam sepi yang terasing Saat kau pergi, lemas ku bila tiada mu Jauh terbawa lukisan hatimu Hilang mencari di mana kau pergi Tinggal aku menahan luka ini Sampai harus ku pergi Engkau bagaikan bintang-bintang di angkasa Hanya mampu melihat kamu yang terbiar Walaupun sakit, walaupun pedih tak berdaya Berjalan tenang menghampiri persisiran Melakar namamu di sisi pasir pantai Pastinya hilang, tidak rasaku kepadamu Jauh terbawa lukisan hatimu Hilang mencari di mana kau pergi Tinggal aku menahan luka ini Sampai harus ku pergi Jauh terbawa lukisan hatimu Warna pelangi hiasan terindah Hati ini tak akan terbahagi Sampai harus ku pergi Menuju aku kepadamu jadi satu Meraih kasih kita Jauh terbawa lukisan hatimu Hilang mencari di mana kau pergi Tinggal aku menahan luka ini Sampai harus ku pergi Jauh terbawa lukisan hatimu Warna pelangi hiasan terindah Hati ini tak akan terbahagi Sampai harus ku pergi https://www.youtube.com

Sharing Ust Salim A Fillah

“Ya Rasulallah”, begitu suatu hari para sahabat bertabik saat mereka menatap wajah beliau yang purnama, “Ceritakanlah tentang dirimu.” Dalam riwayat Ibn Ishaq sebagaimana direkam Ibn Hisyam di Kitab Sirah-nya; kala itu Sang Nabi ShallaLlahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab dengan beberapa kalimat.  Pembukanya adalah senyum, yang disusul senarai kerendahan hati, “Aku hanyasanya doa yang dimunajatkan Ibrahim, ‘Alaihissalam..” Doa itu, doa yang berumur 4000 tahun. Ia melintas mengarungi zaman, dari sejak lembah Makkah yang sunyi  hanya dihuni Isma’il dan Ibundanya hingga saat 360 berhala telah menyesaki Ka’bah di seluruh kelilingnya. Doa itu, adalah ketulusan seorang moyang untuk anak-cucu.  Di dalamnya terkandung cinta agar orang-orang yang berhimpun bersama keturunannya di dekat rumah Allah itu terhubung dan terbimbing dari langit oleh cahayaNya. Salim A Fillah